Jumat, 27 Mei 2011

rangkuman bahasa indonesia dari buku

  1. Argumentasi dan Narasi

Sinopsis:

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain adalah usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal.Sementara narasi berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang telah terjadi?” Suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan sebagai berikut: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Pada Bagian Pertama, yakni Argumentasi, Dr. Gorys Keraf menguaraikan: bagaimana menyusun penalaran yang logis dan kritis, metode induksi dan deduksi, bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan terhadap pendapat orang lain, penyusunan tulisan yang argumentatif, dan juga mengenai persuasi. Sedangkan pada Bagian Kedua, yaitu Narasi, penulis membahas: bentuk-bentuk narasi, strukur narasi, struktur perbuatan, makna sebuah narasi dan sudut pandangan. Kesemuanya itu diuraikan secara terperinci dan sistematis, lengkap dengan contoh-contoh (dan kadang-kadang juga disertai skema-skema) yang jelas dan mudah dimengerti.
Ditulis oleh ahli bahasa terkemuka di Indonesia, Dr. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi sangat bermanfaat, terutama bagi mahasiswa. Buku ini membantu mahasiswa dalam penyusunan paper, maupun skripsi, serta memberikan dasar-dasar mengemukakan pendapat dan pikiran secara argumentatif, sistematis, logis, dan kritis, baik lisan maupun tulisan.

Salah satu titik berat buku yang ditulis ini adalah Argumentasi. Buku ini merupakan rangkaian dari buku Komposisi-yang sudah mengalami beberapa kali cetak ulang -- Diksi dan Gaya Bahasa, dan Eksposisi dan Deskripsi dari penulis yang sama.


Buku ini amat banyak manfaatnya bagi para mahasiswa, terutama dari fakultas ilmu-ilmu budaya dan ilmu-ilmu sosial, karena ia memberikan dasar-dasar untuk mengemukakan pendapat dan pikiran secara argumentatif, sistematis, logis dan kritis, baik lisan maupun dalam tulisan. Di samping itu, buku ini pun akan banyak membantu para mahasiswa dalam penyusunan paper maupun skripsi.

2. Penalaran Deduktif & Induktif

1. Pengertian Penalaran


Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan fakta – fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan yang logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai fakta – fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mepunyai penalaran yang sangat peka terhadap setiap mata kuliah maupun keadaan yang terjadi disekitarnya.


Sedangkan dalam buku Cermat Berbahasa Indonesia karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.


Secara umum penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

2. Metode Penalaran, Induktif & Deduktif


2.1 Penalaran Induktif


Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran deduktif.



2.2 Penalaran Deduktif


Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.



Sumber (dirangkum dari) :
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

3. Karangan Ilmiah Dan Non Ilmiah

Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umu8m serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,

Karya ilmiah mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (factual objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2. Bersifat metodis dan sistematis
3. Menggunakan ragam bahasa ilmiahyang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsitan dan makna ganda..

Macam-macam Karya Non-ilmiah
a.Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
b.Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
c.Roman. Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
d.Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
e.Drama. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

Ciri-ciri Karya Non-ilmiah Biasanya Bersifat
1.Non Teknis Konkrit :Informatif, bernada populer, imajinatif,dll
2.Teknis Umum :Informatif,umum, tidak untuk kepentingan pribadi,masalah
secara umum,tidak ada ajakan emosional,konkrit,dll.
3.Abstrak normal :Informatif, umum, non teknis,Tidak untuk kepentingan
pribadi, populer,dll.

Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan :
1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

2. Penelitian non ilmiah
a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai berikut :
1. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.

Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.

Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).

4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

4. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis

Ronny Kountur

Karya Ilmiah dan Non Ilmiah


1. Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umu8m serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,

Karya ilmiah mempunyai tiga cirri yaitu:
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (factual objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2. Bersifat metodis dan sistematis
3. Menggunakan ragam bahasa ilmiahyang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsitan dan makna ganda.

1. Karya Ilmiah Pendidikan

Karya Ilmiah pendidikan digunakan untuk tugas meresume pelajaran, serta persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan, karya ilmiah terdiri dari :

1. Paper ( Karya Tulis)
2. Pra Skripsi
3. Skripsi
4. Thesis dan,
5. Desrtasi.

2. Karya Ilmiah Penelitian
Karya ilmiah penelitian terdiri dari:
1. Makalah seminar
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal Penelitian

2. Karya Non Ilmiah
Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karya non ilmiah bersifat:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.

5. LAPORAN ILMIAH

A. Pengertian Umum


Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).


Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Jenis Laporan Ilmiah
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

B. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :

a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat

b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan

3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah

C. Langkah-Langkah Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.
1. Menetapkan tujuan laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.

2. Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
(1) surat-surat keputusan
(2) notulen hasil rapat
(3) buku-buku pedoman
(4) hasil kegiatan
(5) hasil penelitian
(6) hasil diskusi

3. Menentukan cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan
(2) Melakukan wawancara
(3) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada

4. Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.

5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.

D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.

2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik

3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.

4. Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.

5. Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.

6. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.

7. Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.

E. Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.

2. Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.

3. Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3) Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
(4) Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
(5) Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.

4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.

5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.

6. Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.

6. Rancangan Usulan Penelitian

PEDOMAN PENYUSUNAN RANCANGAN USULAN PENELITIAN UNTUK DISERTASI

I. PENDAHULUAN

Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk kepada satu hal yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu hal-hal yang dituntut untuk rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan dalam usulan penelitian untuk disertasi selalu menunjuk kepada apa yang dituntut untuk suatu disertasi. Kalau dilihat dari segi proses, rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan disertasi. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan disertasi adalah hasil akhirnya.

Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang calon siap untuk memasuki tahap kandidat doktor dan mulai melakukan penelitian secara mandiri.

II. UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :

  1. Bagian Awal
  1. Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
  1. Identitas penyusun rancangan.
  2. Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
  1. Bagian Utama

Bagian utama meliputi :

  1. Rasional dari judul yang dipilih.
  2. Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
  3. Tujuan dan kegunaan penelitian.
  4. Kerangka pemikiran teoritis.
  5. Rancangan hipotesis, jika dipakai.
  6. Metode penelitian.
  7. Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
  8. Jadwal penelitian.
  1. Bagian Akhir
  1. Daftar pustaka sementara.
  2. Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.

Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.

III. ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN

  1. Bagian Awal
  1. Judul

Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :

Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi

  1. Identitas Penulis

Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.

  1. Tanggal Pengajuan, ditulis :

Diajukan kepada Program Pascasarjana

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

pada tanggal

………………………….. 20………

  1. Bagian Utama
  1. Perumusan Masalah

Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :


    1. Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
    2. Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
    3. Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.

Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.

  1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.

  1. Hipotesis

Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.

  1. Metode Penelitian

Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:


    1. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
    2. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
    3. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
    4. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
    5. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
    6. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
    7. Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
  1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :


    1. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
    2. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
    3. Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
  1. Bagian Akhir
  1. Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :


    1. Untuk buku :
  1. Nama penulis

    1. Tahun penerbitan
    2. Judul buku
    3. Nama penerbit
    4. Tempat penerbitan.

    1. Untuk jurnal :

    1. Nama penulis
    2. Tahun penerbitan
    3. Judul tulisan
    4. Nama jurnal
    5. Jilid ( dan nomor )
    6. Halaman.

    1. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.

    1. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
  1. Daftar Riwayat Hidup

Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :


    1. Nama lengkap dan derajat akademik
    2. Tempat dan tanggal lahir
    3. Pangkat dan jabatan
    4. Riwayat pendidikan tinggi
    5. Karya ilmiah
    6. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
    7. Penghargaan ilmiah, bila ada.

IV. BAHAN DAN FORMAT

  1. Bahan
  1. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi ditulis pada kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan warna hitam.
  1. Tabel dan gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama.
  1. Penyajian Naskah
  1. Pengetikan

    1. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi diketik dengan jarak 1,5 spasi.
    2. Huruf yang digunakan huruf Times New Romans ukuran 12 point, 10 ketukan tiap inci.
    3. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang sama.
    4. Lambang, huruf atau tanda yang tidak dapat dibuat dengan mesin tulis ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam. Kata asing ditulis dengan huruf Italic.
    5. Huruf kursif diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis dibawahnya.
    6. Alenia baru diberi indensi (masuk) 5 ketukan.
  1. Jarak Tepi

Ketikan terletak :


    1. Dari tepi atas : 4 cm
    2. Dari tepi bawah : 3 cm
    3. Dari tepi kiri : 4 cm
    4. Dari tepi kanan : 3 cm
  1. Nomor Halaman

Halaman naskah rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan rujukannya diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas.

  1. Tabel dan Gambar

    1. Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama dengan yang digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah. Dalam hal pengetikan dilakukan dengan mesin tulis IBM atau sejenisnya, harus dipergunakan kepala mesin tulis yang sama. Bila pengetikan tidak mungkin, seperti misalnya lambang, huruf Yunani, penulisan hendaklah dilakukan dengan menggunakan tinta hitam.

    1. Tabel dan gambar diberi nomor dengan angka Arab.
  1. Berbagai Tingkatan Judul

Berbagai tingkatan judul ditulis dengan cara sebagai berikut :


    1. Judul diketik dengan huruf kapital semua pada halaman baru dengan jarak 5 cm dari tepi atas dan dengan jarak yang seimbang dari tepi kiri dan kanan.
    2. Sub judul huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, diletakkan seimbang dari tepi kiri dan kanan dan diberi garis bawah.
    3. Anak Sub judul ditulis mulai dari tepi sebelah kiri, huruf pertamanya diketik dengan huruf kapital dan diberi garis bawah.
    4. Judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada c, diikuti oleh kalimat berikutnya.
  1. Rujukan dan Kutipan

Semua sumber pustaka yang dikutip (secara langsung atau tidak) dan dijadikan rujukan harus disebutkan. Cara menyebutkan sumber itu antara lain dengan menuliskan di dalam kurung : nama pengarang, tahun publikasi dan (kalau perlu) halaman yang dikutip atau yang dijadikan rujukan, kecuali kalau ada ketentuan lain menurut kebiasaan dalam suatu bidang ilmu tertentu. Jumlah halaman rancangan usulan penelitian berkisar antara 15 – 20 halaman.

(Sumber : pasca.its.ac.id)


7. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia


@_@ Pengertian Surat


Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Fungsi Surat :
* Sebagai alat/sarana komunikasi
* Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan, permohonan, buah pikiran, gagasan
* Alat bukti tertulis. mis. surat perjanjian
* Alat untuk mengingat. mis. surat yang diarsipkan
* Pedoman kerja. mis. surat keputusan dan surat perintah

Penggolongan Surat
* Berdasarkan Asal dan Tujuan
-- Surat Intern
Surat Intern yaitu surat yang berasal dari dan ke sesama bagian dalam lingkup.
-- Surat Ekstern
Surat Ekstern yaitu surat yang berasal dari dan untuk instansi lain luar.

Berdasarkan Status
* Surat Dinas
Surat Dinas yaitu surat yang ditujukan kepada pejabat atau yang disertai nama dan jabatan ybs.
*Surat Pribadi
Surat Pribadi yaitu surat yang ditujukan kepada seorang pejabat / pegawai tanpa menyebutkan jabatan dll.

Berdasarkan Sifatnya


* Surat Penting
Surat Penting yaitu surat yang memerlukan tindak lanjut dan mempunyai nilai guna dalam proses administrasi.
Surat Biasa
Surat Biasa yaitu surat yang tidak memerlukan tindak lanjut, tetapi cukup diketahui saja.


* Surat Rahasia
Surat Rahasia, yaitu surat yang isinya bersifat rahasia dan hanya boleh diketahui oleh pimpinan atau pejabat yang ditunjuk atau alamat yang dituju. Menurut jenisnya, yang tergolong surat rahasia ini, yaitu yang menyangkut Surat Rahasia Kepegawaian (usul kenaikan pangkat, mutasi karyawan, hukuman administratif dan perkara-perkara yang melanggar ketentuan kepegawaian) dan Surat Rahasia Non Kepegawaian (berupa masalah-masalah yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan).

* Surat Keluarga
Surat keluarga ialah surat yang dikirim oleh seseorang kepada anggota keluarga.
Bahasa surat dapat menggunakan bahasa baku atau bahasa tidak baku (bahasa seharihari), tetapi komunikatif.
Unsur-unsur surat antar lain: tanggal, alamat, salam pembuka, tubuh surat (pembuka, isi, dan penutup), salam penutup, dan diakhiri tanda tangan dan nama jelas.

*Surat Resmi
Surat resmi adalah bentuk surat yang paling lengkap. Surat ini mempunyai hampir semua persayaratan: Mulai dari kepala surat – Nomor surat – Pokok surat – Lampiran – Tempat dan tanggal – Alamat tujuan – Kata permulaan – Kata pendahuluan (pembuka surat) – Isi surat – Penutup – Penyebut atau jabatan penanggung jawab surat tersebut.

Sumber :

Pengarang : Akademi Presindo Jakarta

Sabtu, 14 Mei 2011

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KETAHANAN NASIONAL

Derasnya arus globalisasi didalam kehidupan kita akan berdampak pula perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai perkembangan dan pertumbuhan budaya,ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep-konsep dan istilah baru didalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian,semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo,1993,1995).

Ketahanan Nasional adalah suatu situasi dimana suatu bangsa dan negara dituntut untuk mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsanya dari ancaman yang timbul dari factor dalam ataupun luar bangsa itu sendiri agar dapat mencapai kesejahteraan rakyatnya dan melanjutkan pembangunan yang terus menerus kearah yang lebih baik.

  • Ketahanan Nasional sangat dipengaruhi oleh bidang:

Ø Politik

Ø Ekonomi

Ø Sosial Budaya

Ø Pertahanan Keamanan Nasional

  • Peran IPTEK Dalam Membangun Ketahanan Nasional

Penguasaan suatu bangsa akan ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak diperlukan karena:
- Merupakan aset penting dalam pengembangan sektor perekonomian.
- Meningkatkan kualitas dan nilai sumber daya manusia di pasar tenaga kerja.
- Meningkatkan keunggulan daya saing produk dan jasa yang ditawarkan di pasar global.
- Meningkatkan nilai investasi suatu negara di pasar internasional.
- Membangun struktur industri nasional yang kuat.
- Meningkatkan nilai usaha di masa mendatang (future value) pada pasar modal.
- Membangun sistem perekonomian yang efisien tanpa adanya ekonomi biaya tinggi.
- Membangun akses pasar global yang efisien bagi setiap produk dan jasa dalam negeri.
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat daya tahan bangsa.
-Teknologi Utama penunjang industri dalam negeri yang perlu dikembangkan:
Teknologi telekomunikasi – informasi.